1. Teori Permintaan Uang Keynesian
Uang diinginkan bukan karena uang itu sendiri, melainkan fungsi uang tersebut yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi. Teori permintaan uang menurut Keynes, menyatakan bahwa permintaan uang yang dilakukan oleh masyarakat didasari oleh tiga macam motif, yaitu :
a. Motif untuk transaksi
b. Motif untuk spekulasi
c. Motif untuk berjaga-jaga
Motif transaksi (MDT). Motif ini dilakukan karena orang membutuhkan uang tunai untuk melakukan transaksi pembelian barang dan jasa. Jumlah uang yang diminta untuk motif transaksi ini tergantung pada jumlah pendapatan (Y) orang tersebut, atau dapat dituliskan sebagai berikut :
MDT : f (Y)
Semakin besar jumlah pendapatannya, maka semakin besar jumlah uang tunai yang diminta untuk melakukan transaksi, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dan pendapatan adalah positif atau searah. Hubungan antara kedua faktor ini dapat dilihat berikut ini :
Pada saat pendapatan konsumen sebesar Y1, maka jumlah uang tunai yang diminta untuk melakukan transaksi adalah sebesar MDT1. Apabila pendapatan naik menjadi Y2, maka permintaan uang untuk transaksi juga akan mengalami kenaikan dari MDT1 menjadi MDT2. Besarnya kenaikan permintaan uang untuk transaksi ini tentunya tidak sama antar orang, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor sosial, budaya dan faktor psikologis masing-masing orang. proporsi kenaikan pendapatan yang digunakan untuk menambah transaksinya dapat dilihat dari kemiringan kurva MDT. Semakin landai kurva MDT maka semakin besar proporsi kenaikan pendapatan yang digunakan untuk membiayai transaksi. Sebaliknya, semakin curam kurva MDT, maka semakin kecil proporsi kenaikan pendapatan yang digunakan untuk membiayai transaksinya.
Motif spekulasi (MDS). Permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pendapatan, tingkat bunga, jumlah kekayaan, keuntungan, sikap optimisme, dan pesimisme seseorang. Tujuan utama dari motif transaksi ini adalah untuk mencari keuntungan dari permintaan uang tersebut. Dalam kegiatan perekonomian yang semakin maju, pasar uang dan pasar modal merupakan sarana untuk melakukan spekulasi. Keterkaitan permintaan uang untuk spekulasi dengan tingkat bunga dapat dituliskan :
MDS = f (r)
Secara grafis, hubungan antara permintaan utnuk spekulasi dan tingkat bunga adalah sebagai berikut :
Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dan tingkat bunga ditunjukkan dengan kemiringan negatif, artinya penurunan tingkat bunga akan mendorong orang untuk meningkatkan permintaan uang untuk spekulasi. Pada tingkat bunga rA jumlah uang yang diminta untuk spekulasi sejumlah MA, sedangkan apabila tingkat bunga mengalami penurunan menjadi rB, maka permintaan uang untuk spekulasi akan mengalami peningkatan menjadi MB.
Tingkat bunga (r) yang sangat rendah akan mengakibatkan harga obligasi sangat tinggi sehingga orang cenderung tidak menginvestasikan uangnya untuk membeli obligasi. Selain itu tingkat bunga di masa lalu juga akan mempengaruhi orang dalam menginvestasikan uangnya.
Motif berjaga-jaga (MDP). Seperti halnya permintaan uang untuk transaksi, motif berjaga-jaga berhubungan erat dengan tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan maka semakin besar jumlah uang yang digunakan untuk berjaga-jaga. Keterkaitan permintaan untuk berjaga-jaga dengan tingkat pendapatan dapat dituliskan bentuk persamaan berikut :
MDP = f (Y)
Motif ini didasari adanya suatu yang tidak pasti dan orang tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, sehingga pengeluaran untuk peristiwa tidak pasti dapat diperkirakan pula.
2. Teori Kuantitas Uang Neo-Klasik
Menurut pandangan kelompok neo-klasik, uang tidak dapat memberi kepuasan secara langsung. Uang akan berarti setelah ditukarkan dengan barang-barang yang dapat memberi kepuasan secara langsung kepada pemegang uang. Uang dapat dipergunakan untuk transaksi pembelian barang dan jasa yang dibutuhkan sehingga semakin banyak uang yang dimiliki, maka semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli dengan uang tersebut. Menurut pandangan neo-klasik, jumlah uang beredar dikalikan dengan kecepatan peredaran uang sama dengan tingkat harga rata-rata dikalikan dengan transaksi pada periode yang bersangkutan. Secara matematis, teori kuantitas uang menurut pandangan neo-klasik dapat dituliskan sebagai berikut :
MV = PT
M = jumlah uang beredar pada satu periode
V = kecepatan peredaran uang
P = harga rata-rata satu periode
T = banyaknya transaksi periode