widgets

Sabtu, 29 Oktober 2016

DEFINISI PAJAK

Definisi Pajak
    Terdapat berbagai definisi pajak di kalangan para sarjana ahli di bidang perpajakan. Di antara pendapat para sarjana tersebut, beberapa diantaranya yaitu :[1]
1.     Prof. Dr. PJA. Adriani, beliau mendefinisikan pajak sebagai berikut : “Pajak adalah iuran pada Negara (yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas pemerintah”.
2.  Prof. Dr. MJH. Smeeths, beliau mendefinisikan pajak sebagai berikut : “Pajak adalah prestasi pemerintah utang melalui norma-norma umum, dan dapat dipaksakan, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal individual, maksudnya adalah membiayai pengeluara pemerintah”.
3.   Dr. Soeparman Soemahamidjaya memberikan definisi pajak sebagai berikut : “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”.
Dengan melihat definisi yang dikemukakan oleh para sarjana tersebut, maka “unsur-unsur” yang terdapat dalam definisi tersebut adalah :[2]
a.   Bahwa pajak itu adalah suatu iuran, atau kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan (pendapatan) kepada Negara. Dapat dikatakan bahwa pemerintah menarik sebagian daya beli rakyat untuk Negara.
b.     Bahwa perpindahan atau penyerahan iuran tersebut adalah bersifat wajib, dalam arti bahwa bila kewajiban itu tidak dapat dilaksanakan maka dengan sendirinya dapat dipaksakan, artinya : hutang itu dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan seperti surat paksa dan sita.
c.  Perpindahan ini adalah berdasarkan undang-undang atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang berlaku umum. Sekiranya pemungutan pajak tidak didasarkan pada undang-undang atau peraturan, maka ini tidak sah dan dianggap sebagai perampasan hak.
d.      Tidak ada jasa timbal yang dapat ditunjuk, artinya bahwa antara pembayaran pajak dengan prestasi dari Negara tidak ada hubungan langsung. Prestasi dari Negara seperti : hak untuk mendapatkan perlindungan dari alat-alat Negara, hak penggunaan jalan umum, hak untuk mendapatkan pengairan dan sebagainya.
e.       Uang yang dikumpulkan tadi dari Negara digunakan untuk membiayai pengeluaran umum yang berguna unttuk rakyat, seperti pembuatan jalan, jembatan, gedung, gaji untuk pegawai Negara termasuk ABRI, dan sebagainya.



[1] Bohari, Pengantar Hukum Pajak, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2012, hlm. 23
[2] Ibid, hlm. 25

ON THE JOB TRAINING

      On the Job Training
On the job training adalah meminta seseorang untuk mempelajari pekerjaannya dengan langsung mengerjakannya. Setiap karyawan dari petugas perusahaan hingga direktur perusahaan, melakukan on the job training saat mereka bergabung dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain on the job training adalah pelatihan dengan cara pekerja atau calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang sebenarnya, dibawah bimbingan dan pengawasan dari pegawai yang telah bepengalaman atau seorang supervisor.
Dalam On The job training terdiri dari beberapa metode diantaranya adalah :
1.      Job Instruction Training (JIT)
Adalah dengan memberikan petunjuk-petunjuk pekerjaan secara langsung pada pekerjaan dan terutama digunakan untuk melatih para karyawan tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan sekarang. Pada metode ini didaftarkan semua langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pekerjaan sesuai dengan urutannya.
2.      Job Rotation
Pegawai dipindahkan dari satu jabatan ke jabatan lain. Tujuan rotasi kerja adalah memperluas latar belakang karyawan dalam bisnis. Karyawan berpindah dalam periode tertentu dan diberi pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda serta praktek berbagai macam ketrampilan manajerial.
3.      Apprenticeships/magang
Merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian perorangan, sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.
4.      Coaching
Adalah suatu cara pelaksanaan pelatihan dimana atasan mengajarkan keahlian dan ketrampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode ini pengawas diperlukan sebagai petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta mengenai tugas atau pekerjaan rutin yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
On the Job Training memiliki beberapa keunggulan. Metode ini relatif tidak mahal karena orang yang dilatih belajar sambil bekerja. Tidak membutuhkan fasilitas diluar kantor yang mahal seperti ruang kelas atau peralatan belajar tertentu. Metode ini juga memberikan pembelajaran, karena orang yang dilatih belajar sambil melakukannya dan mendapatkan timbal balik yang cepat atas prestasi mereka.
Dibawah ini beberapa langkah untuk membantu keberhasilan pelatih dalam pelatihan On The Job Training :
Langkah 1. Persiapkan orang yang belajar
1.  Buatlah orang-orang yang merasa tidak nyaman itu merasa nyaman, jangan sampai ada ketegangan.
2.      Jelaskan mengapa mereka harus belajar.
3.  Doronglah minat mereka untuk bertanya, carilah apa yang telah diketahui oleh mereka tentang pekerjaan .
4.    Jelaskan proses seluruh pekerjaan dan hubungkan beberapa pekerjaan yang telah diketahui oleh pekerja itu .
5.      Tempatkan orang itu pada posisi kerja yang normal.
6.      Perkenalkan peralatan, bahan, perangkat, dan syarat administratif.
Langkah 2. Perlihatkan cara melaksanakan pekerjaan
1.      Jelaskan persyaratan kuantitas dan kualitasnya.
2.      Lakukan pekerjaan itu dengan kecepatan kerja yang normal.
3.     Lakukan pekerjaan itu dengan kecepatan lambat untuk beberapa kali, agar dapat menjelaskan setiap langkahnya. Sambil melaksanakannya, jelaskan bagian-bagian yang sulit atau bagian dimana kesalahan mungkin terjadi.
4.    Sekali lagi ulangi pekerjaan itu dengan kecepatan lambat beberapa kali, jelaskan hal-hal yang penting.
5.  Biarkan orang itu menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan saat anda melakukan pekerjaan itu dengan kecepatan lambat.
Langkah 3. Lakukanlah uji coba
1.  Biarkan orang itu melakukan pekerjaan tersebut beberapa kali, secara perlahan, sambil menjelaskan setiap langkahnya kepada Anda. Perbaikilah kesalahannya, dan bila perlu, lakukanlah beberapa langkah rumit berulang kali.
2.      Lakukanlah pekerjaan itu dengan kecepatan normal.
3.  Biarkan orang itu melakukan pekerjaan tersebut secara bertahap sehingga akan semakin terampil dan semakin cepat.
4.  Setelah orang tersebut nampaknya mampu melakukan pekerjaan, biarkan dia mengerjakannya, tetapi jangan ditinggalkan.
Langkah 4. Tindak-Lanjut
1.      Beri tahukan kepada siapa dia harus meminta tolong.
2.  Secara bertahap kurangilah pengawasan, periksalah pekerjaan itu dari waktu ke waktu berdasarkan standar kualitas dan kuantitas.
3.      Perbaiki pola kerja yang salah sebelum terlanjur menjadi kebiasaan. Buktikan bahwa metode yang dipelajari lebih baik.
4.    Berikan pujian untuk pekerjaan yang baik; doronglah orang itu agar dia mampu memenuhi standar kualitas dan kuantitas.